Pertumbuhan
eksplan dalam kultur jaringan diusahakan dalam lingkungan yang
aseptik dan terkendali.
Laboratorium yang efektif merupakan
salah satu unsur
penting
yang ikut menentukan keberhasilan pekerjaan, baik untuk penelitian,
mau-pun
produksi. Laboratorium sebaiknya dibangun di daerah yang udaranya
bersih, tidak
banyak debu dan
polutan. Bangunan laboratorium kultur
jaringan sebaiknya
mempunyai
pembagian
ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga
tiap kegiatan
terpisah satu dengan yang lainnya, tetapi mudah saling berhubungan
dan mudah dicapai.
Pembagian
ruangan
laboratorium kultur jaringan berdasarkan
kegiatan-kegiatannya
adalah sebagai berikut :
- Ruang persiapan/preparasi
- Ruang transfer/tanam
- Ruang kultur/inkubasi
- Ruang stok/media jadi
- Ruang timbang/bahan kimia
Ruang
Persiapan
Ruang
ini dipergunakan untuk mempersiapkan media kultur dan bahan
tanaman yang akan dipergunakan, sebagai tempat mencuci alat-alat
laboratorium, dan
tempat untuk menyimpan alat-alat gelas. Sesuai dengan fungsinya, maka
di-ruangan
ini terdiri dari :
- Hot plate dengan magnetic stirer
- Oven
- Pengukur pH, dapat berupa pH meter, atau kertas pH indikator
- Autoklaf
- Kompor gas
- Tempat cuci
- Labu takar, gelas piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet, botol kultur, pisau scapel.
Ruang
Transfer/Tanam
Ruang
transfer merupakan
ruang di mana pekerjaan aseptik dilakukan.
Dalam
ruangan
ini dilakukan kegiatan
isolasi tanaman, sterilisasi
dan penanaman eksplan
dalam
media. Ruangan ini sedapat mungkin bebas dari debu dan hewan kecil,
serta
terpisah
dan tersekat dengan ruangan lain. Penggunaan AC sangat
dianjurkan dalam
ruangan ini. Ruang transfer dilengkapi peralatan sebagai berikut :
- Laminar air flow cabinet, bisa juga enkas
- Alat-alat diseksi; pisau bedah/scapel, pinset, spatula, dan gunting.
- Hand sprayer yang berisi alkohol 70 %
- Lampu bunsen
Ruang
Kultur/Inkubasi
Merupakan
ruang yang paling besar dibanding dengan
ruangan yang lain. Ruangan
ini harus dijaga kebersihannya dan sedapat mungkin dihindari terlalu
banyak
keluar masuknya
orang-orang yang tidak berkepentingan.
Ruangan ini berisi rak-rak kultur yang berfungsi untuk menampung
botol-botol kultur yang
berisi
tanaman. Rak ini juga dilengkapi dengan lampu-lampu sebagai sumber
cahaya
bagi tanaman kultur. Selain rak kultur, ruang kultur juga harus
dilengkapi dengan AC,
pengukur suhu dan kelembapan, serta timer yang digunakan untuk
menghidup-kan
dan mematikan lampu secara otomatis.
Cahaya
yang digunakan
sebagai penerangan, sebaiknya
cahaya putih yang dihasilkan
dari lampu flourescent. Lampu flourescent dipakai karena sangat baik
dan
sangat efisien dalam penggunaan energi bila dibanding dengan lampu
pijar.
Karena
pada lampu pijar,
hampir 90 % merupakan
energi panas, sehingga mem-pengaruhi
ruangan.
Intensitas
cahaya yang baik dari lampu flourescent adalah
antara 100 – 400 ftc (1000 – 4000 lux). Intensitas
cahaya dapat diatur dengan menempatkan jumlah lampu
dengan kekuatan tertentu.
Lampu
yang digunakan bisa berupa lampu TL dengan daya 15 watt atau 40 watt,
tergantung panjang rak yang dibuat.
Jarak antar rak 30 – 35 cm.
Sebaiknya
travo
pada lampu TL dipasang terpisah dari box, (lebih baik kalau dipasang
di luar
ruang kultur),
karena dapat membakar tanaman kultur dan membuat suhu ruang menjadi
panas.
Selain
lampu TL, lampu SL juga dapat dipakai. Pemakaian lampu ini dapat
meng-hemat
biaya listrik, juga
lebih terang. Tinggi rak yang dibuat antara 50
– 60 cm. Dalam satu bidang rak dapat memakai 2 atau 3 lampu SL daya
5 – 10 watt tergantung ukuran
panjang rak.
Panjang
penyinaran/lama penyinaran yang dibutuhkan oleh tiap tanaman
berbeda-beda.
Berapa lama penyinaran
harus diberikan, tergantung
pada jenis
tanaman
dan respon yang diinginkan. Ada kultur
yang membutuhkan waktu pe-nyinaran
yang terus menerus,
ada yang 14 – 16 jam/hari, ada yang
10 – 12 jam/hari.
Rata-rata waktu penyinaran yang efektif adalah 12 – 16 jam/hari.
Suhu
ruang kultur diatur pada suhu 25 – 28o
C. Pada suhu yang terlalu dingin, kultur
kadang tidak berkembang dengan baik, begitu
juga jika suhu ruang kultur terlalu
panas,
maka jamur dan bakteri akan berkembang biak dengan cepat dan tanaman
menjadi layu.
Gambar
penampang rak kultur bila memakai lampu SL
Gambar
penampang rak kultur bila memakai lampu TL
Ruang
stok/media jadi
Ruangan
ini berfungsi sebagai ruang untuk menyimpan media tanam yang
sudah
di autoklaf. Ruang stok sebaiknya dingin dan gelap, serta
kebersihannya
harus dijaga. Media tanam akan diinkubasi pada ruang ini selama 3
hari sebelum digunakan. Hal ini untuk mengetahui kondisi media tanam
apakah steril atau ter-kontaminasi
jamur/bakteri. Apabila media terkontaminasi, sebaiknya segera
dikeluar-kan
dan diautoklaf selama 1 jam pada tekanan 0.14 Mpa.
Denah lengkap ruangan
laboratorium kultur jaringan
Ruang
Timbang/Bahan Kimia
Ruang
ini berisi stok bahan-bahan kimia, timbangan analitik, magnetik
stirer dan lemari es. Semua kegiatan penimbangan bahan kimia dan
pembuatan larutan stok dilakukan di ruangan ini.
Berikut skema laboratorium
kultur jaringan yang mempunyai 5 ruang sesuai dengan tahapan dan
fungsinya masing-masing :
Sedangkan
pada laboratorium sederhana, ruang tanam, ruang kultur dan ruang
stok
media dapat digabung menjadi satu ruangan. Sedangkan ruang preparasi
/per-siapan
dapat digabung dengan ruang bahan kimia (seperti dalam gambar di
bawah).
Dari
2 ruangan ini, ruang tanam + kultur harus memakai AC.
Untuk daerah yang bersuhu dingin, tanpa memakai AC tidak ada masalah.
Denah
sederhana ruangan laboratorium kultur jaringan